asal usul kehdupan_percobaan daging sapi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pesatnya arus sains dan teknologi mendorong manusia untuk selalu melakukan
penelitian-penelitian dan pengembangan terhadap alam kehidupan ini. Hal ini
dilakukan karena di dorong oleh faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penyusunan
makalah ini diuraikan melaluio beberapa penelitian dengan berbagai teorinya dan
untuk membuktikannya Penyusun melakukan uji coba dengan cara menyimpan sepotong
daging pada sebuah botol les dan diatasanya di kasih kain kasa dan botol yang
satu tidak di isi dengan potongan daging.
Penyusun melakukan pengamatan atas perkembangan potongan daging tersebut
dan untuk selengkapnya akan di paparkan pada lembar pengamatan. Penyusun ingin
mencoba mencocokan antara teori yang ada pada buku dengan perkembangan yang yang di alami secara real.
Oleh karena itu, melalui makalah ini penulis ingin menjelaskan dan
menyampaikan beberapa pendapat para ahli mengenai asal usul kehidupan itu
sendiri. Adapun hal lain yang ingin diperdalam dalam makalah ini adalah
mengenai keterkaitan antara ilmu biologi dengan ilmu yang lainnya. Selain itu
penulis juga ingin memperdalam tentang ilmupengetahuandimana telah diketahui
bahwa ilmu pengetahuan adalah suatu ilmu yang mampu dibuktikan kebenarannya
melalui metode ilmiah dalam hal ini adalah praktikum biologi umum itu sendiri.
Dan tentunya ilmu pengetahuan itu akan kita peroleh dari pembelajaran, maka
dari itu melalui makalah ini penulis mencoba menjelaskan dan menerangkan asal
usul kehidupan untuk membuktikan beberapa yang diharapkan. dan tentunya
dilengkapi dengan berbagai pihak atau tokoh pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
· Bagaimana
asal usul kehidupan menurut teori-teori kehidupan yang telah ada ?
Bagaimana korelasi hasil
pengamatan dengan pendapat para ahli tentang asal usul makhluk hidup.
Serjauhmanaperningkatan keimanan
kepada Allah SWT setelah mempelajari asal usul kehidupan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Asal Usul Kehidupan
Beberapa teori yang pernah diajukan untuk menjawab masalah mengenai asal
usul kehidupan yang pernah muncul antara lain ;
Teori kreasi khas (specialcreation)
Menyatakan
bahwa kehidupan diciptakan oleh suatu zat supranatural
Teori kosmozoan
Menyatakan
bahwa kehidupan berasal dari spora kehidupan yang datangnya dari luar
angkasa.Hal yang mendasari teori ini adalah peyelidikan bahwa bahan yang
terdapat pada batu meteor maupun vartu komet yang jatuh ke bumi mengandung
banyak molekul organic sederhana , misalnya cyanogens , asam hidrocyanida
molekul-molekul organic tersebut tatkala jatuh ke bumi menjadi benih kehidupan.
Menurut teori
ini bukan hanya di bumi saja yang timbul kehidupan. Kehidupan dapat timbul
sekali atau bebrapa kali di berbagai bagian galaksi dalam waktu yang berbeda.
Teori Endosimbiosis
Endosimbiosis
artinya simbiosis antara dua organisme, salah satu menjadi inang dan salah
satunya lagi masuk kedalam tubuh inang. Teori ini muncul dengan ditemukannya
fosil organisme prokariotik dan eukariotik
Teori naturalistic/evolusi
oraganik/neoabiogenesis/opurtunistik
Menyatakan
bahwa kehidupan tercipta melalui proses evolusi kimia dan evolusi biologi
berdasarkan konsep biologi modern
Teori
Syncytial
Teori ini di
usulkan berdasarkan beberapa teori yang mencoba menjelaskan evolusi pada
invertebrata.
Teori Evolusionis
Menyatakan
bahwa makhluk hidup membentuk diri mereka sendiri secara mandiri dari benda
mati. Namun, ini adalah dongeng takhayul abad pertengahan yang bertentangan
dengan hukum dasar biologi. Bagi kebanyakan orang, pertanyaan "apakah
manusia berasal dari kera atau tidak" muncul dalam benak mereka ketika
teori Darwin disebutkan. Tapi sebelum membahas masalah ini, sebenarnya masih
terdapat beragam pertanyaan yang harus dijawab oleh teori evolusi. Pertanyaan
pertama adalah bagaimana makhluk hidup pertama muncul di bumi.
Evolusionis menjawab pertanyaan ini dengan mengatakan bahwa makhluk hidup pertama adalah sel tunggal yang terbentuk dengan sendirinya dari benda mati secara kebetulan. Menurut teori ini, pada saat bumi masih terdiri atas bebatuan, tanah, gas dan unsur lainnya, suatu organisme hidup terbentuk secara kebetulan akibat pengaruh angin, hujan dan halilintar. Tetapi, pernyataan evolusi ini bertentangan dengan salah satu prinsip paling mendasar biologi: Kehidupan hanya berasal dari kehidupan sebelumnya, yang berarti benda mati tidak dapat memunculkan kehidupan.
Evolusionis menjawab pertanyaan ini dengan mengatakan bahwa makhluk hidup pertama adalah sel tunggal yang terbentuk dengan sendirinya dari benda mati secara kebetulan. Menurut teori ini, pada saat bumi masih terdiri atas bebatuan, tanah, gas dan unsur lainnya, suatu organisme hidup terbentuk secara kebetulan akibat pengaruh angin, hujan dan halilintar. Tetapi, pernyataan evolusi ini bertentangan dengan salah satu prinsip paling mendasar biologi: Kehidupan hanya berasal dari kehidupan sebelumnya, yang berarti benda mati tidak dapat memunculkan kehidupan.
SEL YANG MEMBELAH DIRI
"" Hukum paling mendasar dari kehidupan adalah "kehidupan hanya berasal dari kehidupan". Suatu makhluk hidup hanya dapat muncul dari kehidupan sebelumnya""
Kepercayaan bahwa benda mati dapat memunculkan kehidupan sebenarnya sudah ada dalam bentuk kepercayaan takhayul sejak abad pertengahan. Menurut teori ini, yang disebut "spontaneousgeneration", tikus diyakini dapat muncul secara alami dari gandum, atau larva lalat muncul "tiba-tiba dengan sendirinya secara kebetulan" dari daging. Saat Darwin mengemukakan teorinya, keyakinan bahwa mikroba dengan kemauan sendiri membentuk dirinya sendiri dari benda mati juga sangatlah umum.
TEORI
ABIOGENESIS
Tokoh teori
Abiogenesis adalah Aristoteles (384-322 SM). Dia adalah
seorang filosofi dan tokoh ilmu pengetahuan Yunani Kuno. Teori Abiogenesis
ini menyatakan bahwa makhluk hidup yang pertama kali menghuni bumi ini berasal
dari benda mati.
Sebenarnya
Aristoteles mengetahui bahwa telur-telur ikan apabila menetas akan menjadi ikan
yang sifatnya sama seperti induknya. Telur-telur tersebut merupakan hasil
perkawinan dari induk-induk ikan. Walau demikian, Aristoteles berkeyakinan
bahwa ada ikan yang berasal dari Lumpur.
Bagaimana
cara terbentuknya makhluk tersebut ? Menurut penganut paham abiogenesis,
makhluk hidup tersebut terjadi begitu saja atau secara spontan. Oleh sebab itu,
paham atau teori abiogenesis ini disebut juga paham generationspontaneae.
Jadi, kalau
pengertian abiogenesis dan generationspontanea kita gabungkan,
maka pendapat paham tersebut adalah makhluk hidup yang pertama kali di
bumi tersebut dari benda mati / tak hidup yang terjadinya secara spontan,
misalnya :
a.
ikan dan
katak berasal dari Lumpur.
Ernst
Haeckel, seorang pendukung gigih teori evolusi, mencoba mengamati lumpur yang
berhasil dikeruk dengan cawan dan menganggapnya sangat menyerupai sejumlah sel
yang dilihatnya di bawah mikroskop. Berdasarkan pengamatan ini, ia menyatakan
bahwa lumpur "BathybiusHaeckelii", yang berarti "Lumpur Haeckel"
adalah materi tak hidup yang berubah menjadi organisme hidup. Haeckel dan
rekannya, Darwin, meyakini kehidupan memiliki struktur sederhana sehingga dapat
terbentuk dari benda mati. Akan tetapi, ilmu pengetahuan abad ke-20 menunjukkan
bahwa kehidupan tidak pernah dapat muncul dari sesuatu yang tak hidup. Penemuan
biologiwan Prancis, Louis Pasteur, mengakhiri kepercayaan ini. Sebagaimana
perkataannya: "Pernyataan bahwa benda mati dapat memunculkan kehidupan
telah terkubur dalam sejarah untuk selamanya". Setelah Pasteur, para
evolusionis masih berkeyakinan bahwa sel hidup pertama terbentuk secara
kebetulan. Namun, semua percobaan dan penelitian yang dilakukan sepanjang abad
ke-20 telah berakhir dengan kegagalan. Pembentukan "secara kebetulan"
sebuah sel hidup tidaklah mungkin terjadi, bahkan untuk membuatnya melalui
proses yang disengaja di laboratorium tercanggih di dunia pun ternyata tidak
mungkin.
b.
Cacing
berasal dari tanah, dan
c.
Belatung
berasal dari daging yang membusuk.
Teori
Abiogenesis ini didukung pula oleh seorang ilmuwan Inggris pada tahun 1700 yang
bernamaNedhan. Ia mencoba melakukan penelitian dengan menggunakan
rebusan kaldu. Hasil rebusan kaldu kemudian dimasukkan ke dalam botol dan
ditutup dengan gabus. Setelah beberapa hari, ternyata air kaldu tersebut
ditumbuhi bakteri. Akhirnya Nedhan menyimpulkan bahwa bakteri berasal dari air
kaldu. Teori ini gugur karena pada abad ke-17 karena
Pada
pertengahan abad ke-17, Antonie Van Leeuwenhoek menemukan
mikroskop sederhana yang dapat digunakan untuk mengamati benda-benda aneh yang
amat kecil yang terdapat pada setetes air rendaman jerami.. Ternyata
terlihat bahwa di dalam setetes air rendaman jerami tersebut terdapat
benda-benda aneh yang sangat renik.Oleh para pendukung paham abiogenesis, hasil
pengamatan Antonie Van Leeuwenhoek ini seolah-olah memperkuat pendapat mereka.
TEORI
BIOGENESIS
Teori ini bertentangan dengan teori
abiogenesis, karena menganggap bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup
yang sudah ada sebelumnya. Tiga tokoh terkenal pendukung teori ini adalah
FrancescoRedi, LazzaroSpallanzani, dan Louis Pasteur.
1. FrancescoRedi
Redi merupakan orang pertama yang
melakukan eksperimen untuk membantah teori abiogenesis. Dia melakukan percobaan
dengan menggunakan bahan daging segar yang ditempatkan dalam labu dan diberi
perlakuan tertentu.
·
Labu
I : diisi daging segar dan dibiarkan terbuka
·
Labu
II : diisi daging segar dan ditutup dengan kain kasa
·
Labu
III : diisi daging segar dan ditutup rapat
Ketiga labu diletakkan di tempat
yang sama selama beberapa hari. Hasilnya adalah sebagai berikut:
·
Labu
I : dagingnya busuk, banyak terdapat belatung
·
Labu
II : dagingnya busuk, terdapat sedikit belatung
·
Labu
III : dagingnya tidak busuk, tidak terdapat belatung
Menurut Redi belatung yang terdapat
pada daging berasal dari telur lalat. Labu ke III tidak terdapat belatung
karena tertutup rapat sehingga lalat tidak bisa masuk. Sayangnya, meskipun
tertutup rapat ternyata pada labu tersebut bisa muncul belatung. Ini disebabkan
karena Redi tidak melakukan sterilisasi daging pada disain percobaannya.
2. LazzaroSpallanzani
Spallanzani juga melakukan percobaan
untuk membantah teori abiogenesis, tetapi menggunakan bahan kaldu. Disainnya
sebagai berikut:
·
Labu
I : diisi kaldu lalu dipanaskan dan dibiarkan terbuka
·
Labu
II : diisi kaldu, lalu ditutup dengan gabus yang disegel dengan lilin,
kemudian dipanaskan
Setelah dingin kedua labu diletakkan
di tempat yang sama. Beberapa hari kemudian hasilnya sebagai berikut.
·
Labu
I : berubah busuk dan keruh, banyak mengandung mikroba (bakteri)
·
Labu
II : tetap jernih, tidak mengandung mikroba
Menurut Spallanzani mikroba yang
tumbuh dan menyebabkan busuknya kaldu berasal dari mikroba yang beraada di
udara. Pendukung paham abiogenesis keberatan dengan disain Spallanzani karena
menurut anggapan mereka, labu yang tertutup menyebabkan gaya hidup (elan
vital) dari udara tidak dapat masuk, sehingga tidak memungkinkan munculnya
makhluk hidup (mikroba).
3. Louise Pasteur
Pasteur menyempurnakan percobaan Redi
dan Spallanzani. Ia menggunakan kaldu dalam labu yang disumbat dengan
gabus. Selanjutnya gabus tersebut ditembus dengan pipa berbentuk leher angsa
(huruf S), kemudian dipanaskan. Setelah dingin dibiarkan beberapa hari kemudian
diamati. Ternyata air kaldu tetap jernih dan tidak ditemukan mikroba.
Disain pipa yang berbentuk leher
angsa tersebut memungkinkan masuknya gaya hidup dari udara, tetapi ternyata
tidak didapati makhluk hidup dalam kaldu. Menurut Pasteur, mikroorganisme yang
tumbuh dalam kaldu berasal dari udara. Mereka tidak bisa masuk karena terhambat
oleh bentuk pipa. Hal ini bisa dibuktikan bila labu dimiringkan sedemikian rupa
sehingga kaldu mengalir melalui pipa dan menyentuh ujung pipa, ternyata
beberapa hari kemudian menyebabkan busuknya kaldu.
Dengan demikian Pasteur telah
membuktikan bahwa teori biogenesislah yang benar. Muncullah ungkapan :
“ omnevivumexovo, omne ovum exvivo,
omnevivumexvivo”
yang artinya: makhluk hidup berasal
dari telur, telur berasal dari makhluk hidup, makhluk hidup berasal dari
makhluk hidup.
B. Teori
Evolusi
Evolusi Kimia
Ketidakpuasan
para Ilmuwan terhadap apa yang dikemukakan para tokoh teori Abiogenesis maupun
Biogenesis mendorong para Ilmuwan lain untuk terus mengadakan penelitian
tentang asal usul kehidupan. Antara pakar-pakar tersebut antara lain :
Harold Urey, Stanley Miller, dan A.I.Oparin.
mereka berpendapat bahwa organisme terbentuk pertama kali di bumi ini berupa
makhluk bersel satu. Selanjutnya makhluk tersebut mengalami evolusi menjadi berbagai
jenis makhluk hidup seperti Protozoa, Porifera, Coelenterata, Mollusca, dan
lain-lain.
Para pakar
biologi, astronomi, dan geologi sepakat, bahwa planet bumi ini terbentuk
kira-kira antara 4,5-5 miliar tahun yang lalu. Keadaan pada saat awal terbentuknya
sangat berbeda denagn keadaan pada saat ini. Pada saat itu suhu planet bumi
diperkirakan 4.000-8.000oC. pada saat mulai mendingin, senyawa
karbon beserta abeberapa unsur logam mengembun membentuk inti bumi, sedangkan
permukaannya tetap gersang, tandus, dan tidak datar. Karena adanya kegiatan
vulkanik, permukaan bumi yang masih lunak tersebut bergerak dan berkerut terus
menerus. Ketika mendingin, kulit bumi tampak melipat-lipat dan pecah.
Pada saat
itu, kondisi atmosfer bumi juga berbeda denagn kondisi saat ini. Gas-gas ringan
seperti Hidrogen (H2), Nitrogen (N2), Oksigen (O2),
Helium (He), dan Argon (Ar) lepas meninggalkan bumi akrena gaya gravitasi bumi
tidak mampu manahannya. Dia atmosfer juga terbentuk senyawa-senyawa sederhana
yang mengandung unsur-unsur tersebut, seperti uap air (H2O), Amonia
(NH3), Metan (CH4), dan Karbondioksida (CO2).
Senyawa sederhana tersebut tetap berbentuk uap dan tertahan dilapisan atas
atmosfer. Ketika suhu atmosfer turun sekitar 100oC terjadilah hujan
air mendidih. Peristiwa ini berlangsung selama ribuan tahun. Dalam keadaan
semacam ini pasti bumi saat itu belum dihuni kehidupan. Namun, kondisi semacam
itu memungkinkan berlangsungnya reaksi kimia, karena teredianya zat (materi)
dan energi yang berlimpah.
Timbul
pertanyaan, bagaimana proses terjadinya kehidupan dibumi ini ? Pertanyaan
inilah yang mendorong beberapa Ilmuwan untuk mengemukakan pendapat serta
melakukan experiment. Di antara Ilmuwan tersebut antara lain Harold Urey dan
Stanley Miller.
A) Teori Evolusi Kimia Menurut
Harold Urey (1893)
Harold Urey
adalah ahli Kimia berkebangsaan Amerika Serikat. Dia menyatakan bahwa pada
suatu saat atmosfer bumi kaya akan molekul zat seperti Metana (CH4), Uap air
(H2O), Amonia(NH2), dan karbon dioksida (CO2) yang semuanya berbentuk uap.
Karena adanya pengaruh energi radiasi sinar kiosmis serta aliran listrik
halilintar terjadilah reaksi diantara zat-zat tersebut menghasilkan zat-zat
hidup. Teori evolusi Kimia dari Urey tersebut biasa dikenal dengan teori Urey.
Menurut
Urey, zat hidup yang pertama kali terbentuk mempunyai susunan menyerupai virus
saat ini. Zat hidup tersebut selama berjuta-juta tahun mengalami perkembangan
menjadi berbagai jenis makhluk hidup. Menurut Urey, terbentuknya makhluk hidup
dari berbagai molekul zat di atmosfer tersebut didukung kondisi sebagai berikut
:
a) kondisi
1 : tersedianya molekul-molekul Metana, Amonia, Uap air, dan hydrogen
yang sangat banyak di atmosfer bumi
b) kondisi
2 : adanya bantuan energi yang timbul dari aliran listrik halilintar dan
radiasi sinar kosmis yang menyebabkan zat-zat tersebut bereaksi membentuk
molekul zat yang lebih besar,
c) kondisi
3 : terbentuknya zat hidup yang paling sederhana yang susunan
kimianya dapat disamakan dengan susunan kimia virus, dan
d) kondisi
4 : dalam jangka waktu yang lama (berjuta-juta tahun), zat hidup yang
terbentuk tadi berkembang menjadi sejenis organisme (makhluk hidup yang lebih
kompleks).
B) Eksperimen Stanley Miller
Miller
adalah murid Harold Urey yang juga tertarik terhadap masalah asal usul
kehidupan. Didasarkan informasi tentang keadaan planet bumi saat awal
terbentuknya, yakni tentang keadaan suhu, gas-gas yang terdapat pada atmosfer
waktu itu, dia mendesain model alat laboratorium sederhana yang dapat digunakan
untuk membuktikan hipotesis Harold Urey.
Kedalam alat
yang diciptakannya, Miller memasukan gas Hidrogen, Metana, Amonia, dan Air.
Alat tersebut juga dipanasi selama seminggu, sehingga gas-gas tersebut dapat
bercampur didalamnya. Sebagai pengganti energi aliran listrik halilintar,
Miller mengaliri perangkat alat tersebut dengan loncatan listrik bertegangan
tinggi. Adanya aliran listrik bertegangan tinggi tersebut menyebabkan gas-gas
dalam alat Miller bereaksi membentuk suatu zat baru. Kedalam perangkat juga
dilakukan pendingin, sehingga gas-gas hasil reaksi dapat mengembun.
Pada akhir
minggu, hasil pemeriksaan terhadap air yang tertampung dalam perangkap embun
dianalisis secara kosmografi. Ternyata air tersebut mengandung senyawa
organic sederhana, seperti asam amino, adenine, dan gula sederhana seperti
ribose. Eksperimen Miller ini dicoba beberapa pakar lain, ternyata hasilnya
sama. Bial dalam perangkat eksperimen tersebut dimasukkan senyawa fosfat,
ternyata zat-zat yang dihasilkan mengandung ATP, yakni suatu senyawa yang
berkaitan dengan transfer energi dalam kehidupan. Lembaga penelitian lain,
dalam penelitiannya menghasilkan senyawa-senyawa nukleotida.
Nukleotida
adalah suatu senyawa penyusun utama ADN (Asam Deoksiribose Nukleat) dan ARN
(Asam Ribose Nukleat), yaitu senyawa khas dalam inti sel yang mengendalikan
aktivitas sel dan pewarisan sifat.
Eksperimen
Miller dapat memberikan petunjuk bahwa satuan- satuan kompleks didalam sistem
kehidupan seperti Lipida, Karbohidrat, Asam Amino, Protein, Mukleotida dan
lain-lainnya dapat terbentuk dalam kondisi abiotik. Teori yang terus berulang
kali diuji ini diterima para ilmuwan secara luas. Namun, hingga kini masalah
utama tentang asal-usul kehidupan tetap merupakan rahasia alam yang belum terjawab.
Hasil yang mereka buktikan barulah mengetahui terbentuknya senyawa organik
secara bertahap, yakni dimulai dari bereaksinya gas-gas diatmosfer purba dengan
energi listrik halilintar. Selanjutnya semua senyawa tersebut bereaksi
membentuk senyawa yang lebih kompleks dan terkurung dilautan.
Akhirnya membentuk senyawa yang merupakan komponen sel.
Evolusi Biologi
Alexander
Oparin adalah
Ilmuwan Rusia. Didalam bukunya yang berjudul The Origin of Life(Asal Usul
Kehidupan). Oparin menyatakan bahwa pada suatu ketika atmosfer bumi kaya
akan senyawa uap air, CO2, CH4, NH3, dan
Hidrogen. Karena adanya energi radiasi benda-benda angkasa yang amat kaut,
seperti sinar Ultraviolet, memungkinkan senyawa-senyawa sederhana tersebut
membentuk senyawa organik atau senyawa hidrokarbon yang lebih kompleks. Proses
reaksi tersebut berlangsung dilautan.
Senyawa
kompleks yang mula-mula terbentuk diperkirakan senyawa seperti Alkohol (H2H5OH),
dan senyawa asam amino yang paling sederhana. Selama berjuta-juta tahun,
senyawa sederhana tersebut bereaksi membentuk senyawa yang lebih kompleks,
Gliserin, Asam organik, Purin dan Pirimidin. Senyawa kompleks tersebut
merupakan bahan pembentuk sel.
Menurut
Oparin senyawa kompleks tersebut sangat berlimpah dilautan maupun di permukaan
daratan. Adanya energi yang berlimpah, misalnya sinar Ultraviolet, dalam jangka
waktu yang amat panjang memungkinkan lautan menjadi timbunan senyawa organik
yang merupakan sop purba atau Sop Primordial.
Senyawa
kompleks yang tertimbun membentuk sop purba di lautan tersebut selanjutnya
berkembang sehingga memiliki kemampuan dan sifat sebagai berikut :
A. memiliki
sejenis membran yang mampu memisahkan ikatan-ikatan kompleks yang terbentuk
dengan molekul-molekul organik yang terdapat disekelilingnya;
B. memiliki
kemampuan untuk menyerap dan mengeluarkan molekul-molekul dari dan ke
sekelilingnya;
C. memiliki
kemampuan untuk memanfaatkan molekul-molekul yang diserap sesuai dengan
pola-pola ikatan didalamnya;
D. mempunyai
kemampuan untuk memisahkan bagian-bagian dari ikatan-ikatannya.
Kemampuan
semacam ini oleh para ahli dianggap sebagai kemampuan untuk berkembang biak
yang pertama kali.
Senyawa
kompleks dengan sifat-sifat tersebut diduga sebagai kehidupan yang
pertama kali terbentuk. Jadi senyawa kompleks yang merupakan perkembangan
dari sop purba tersebut telah memiliki sifat-sifat hidup seperti nutrisi,
ekskresi, mampu mengadakan metabolisme, dan mempunyai kemampuan memperbanyak
diri atau reproduksi.
Walaupun
dengan adanya senyawa-senyawa sederhana serta energi yang berlimpah sehingga
dilautan berlimpah senyawa organik yang lebih kompleks, namun Oparin mengalami
kesulitan untuk menjelaskan mengenai mekanisme transformasi dari
molekul-molekul protein sebagai benda tak hidup kebenda hidup. Bagaimana
senyawa-senyawa organik sop purba tersebut dapat memiliki kemampuan seperti
tersebut diatas ? Oparin menjelaskan sebagai berikut :
Protein
sebagai senyawa yang bersifat Zwittwer Ion, dapat membentuk kompleks koloid
hidrofil (menyerap air), sehingga molekul protein tersebut dibungkus oleh
molekul air. Gumpalan senyawa kompleks tersebut dapat lepas dari cairan dimana
dia berada dan membentuk emulsi. Penggabungan struktur emulsi ini akan
menghasilkan koloid yang terpiah dari fase cair dan membentuk
timbunan gumpalan atau Koaservat.
Timbunan
Koaservat yang kaya berbagai kompleks organik tersebut memungkinkan terjadinya
pertukaran substansi dengan lingkungannya. Di samping itu secara selektif
gumpalan Koaservat tersebut memusatkan senyawa-senyawa lain kedalamnya terutama
Kristaloid. Komposisi gumpalan koloid tersebut bergantung kepada komposisi
mediumnya. Dengan demikian, perbedaan komposisi medium akan menyebabkan
timbulnya variasi pada komposisi sop purba. Variasi komposisi sop purba
diberbagai areal akan mengarah kepada terbentuknya komposisi kimia Koaservat
yang merupakan penyedia bahan mentah untuk proses biokimia.
Tahap
selanjutnya substansi didalamKoaservat membentuk enzim. Di sekeliling
perbatasan antara Koaservat dengan lingkungannya terjadi penjajaran
molekul-molekul Lipida dan protein sehingga terbentuklah selaput sel primitif.
Terbentuknya selaput sel primitif ini memungkinkan memberikan stabilitas pada
koaservat. Dengan demikian, kerjasama antara molekul-molekul yang telah ada
sebelumnya yang dapat mereplikasi diri kedalamkoaservat dan penagturan kembali
Koaservat yang terbungkus lipida amat mungkin akan mnghasilkan sel primitif.
Kemampuan
koaservat untuk menyerap zat-zat dari medium memungkinkan bertambah besarnya
ukuran koaservat. Kemungkinan selanjutnya memungkinkan terbentuknya organisme
Heterotropik yang mampu mereplikasi diri dan mendapatkan bahan makanan dari sop
Primordial yang kaya akan zat-zat organik.
a.
Terbentuknya Makhluk Hidup Prokariotik
Sejarah kesuksesan makhluk hidup prokariotik dimulai sedikitnya pada 3,5 miliar tahun yang lalu. Prokariotik merupakan bentuk kehidupan pertama dan paling sederhana. Mereka hidup dan berevolusi di bumi selama 2 miliar tahun. Prokariotik dianggap paling primitif, karena selnya hanya memiliki membran sel. DNA, RNA hasil transkripsi, dan molekul-molekul organik berada dalam sitoplasma tanpa dibatasi membran.
Prokariotik
pertama kemungkinan merupakan kemoautrotof yang menyerap molekul organik bebas
dan ATP di sup purba melalui sintesis abiotik. Seleksi alam menyebabkan
prokariotik yang dapat mengubah ADP menjadi ATP melalui glikolisis bertambah.
Akhirnya, prokariotik yang dapat melakukan fermentasi berkembang dan hal
tersebut menjadi cara hidup organisme di bumi karena belum tersedianya O2.
Beberapa Archaebacteria dan beberapa bakteri obligatanerob yang sekarang hidup
melalui fermentasi, mirip dengan prokariotik terdahulu.
b.
Terbentuknya Organisme Fotoautotrof
Ketika kecepatan konsumsi bahan organik oleh fermentasi prokariotik melebihi kecepatan sintesis untuk menggantikan molekul organik, berkembanglah prokariotik yang dapat membuat molekul organiknya sendiri. Pada prokariotik awal, pigmen yang dapat menyerap cahaya digunakan untuk menyerap kelebihan energi cahaya (terutama dari sinar ultraviolet) yang membahayakan bagi sel yang hidup di permukaan.
Selanjutnya,
pigmen ini mampu melakukan transfer elektron untuk sintesis ATP. Prokariotik
ini mirip dengan Archaebacteria yang disebut bakteri halofik. Pigmen yang
menangkap cahaya dikenal dengan bakteriorhodopsin yang dibuat pada membran
plasma. Prokariotik lain memiliki pigmen yang dapat menggunakan cahaya untuk
transfer elektron dari hidrogen sulfida (H2S) menjadi NADP+dan
dapat memfiksasi CO2. Akhirnya, Eubacteria memiliki cara untuk
menggunakan H2O sebagai sumber elekton dan hidrogen. Bakteri ini
adalah Cyanobacteria pertama yang mampu membuat molekul organik dari air dan CO2.
Cyanobacteria
berkembang dan mengubah bumi dengan melepaskan O2 sebagai efek
fotosintesis. Cyanobacteria berkembang antara 2,5 miliar hingga 3,4 miliar
tahun yang lalu. Mereka hidup bersama prokariotik lain membuat koloni. Fosil
koloni ini disebut stromatolit yang banyak ditemukan di perairan air tawar dan
air laut
c.
Bangkitnya Organisme Eukariotik
Eukariotik berkembang sekitar 1,2 miliar tahun yang lalu. Hal yang sangat membedakan eukariotik dengan prokariotik adalah adanya organel-organel yang memiliki membran. Bagaimana sel eukariotik yang kompleks dapat terbentuk dari prokariotik yang sederhana?
Sistem
membran organel-organel pada eukariotik dapat terbentuk dari invaginasi yang
terspesialisasi. Pada eukariotik terdahulu, invaginasi (pelekukan ke dalam)
dapat terjadi sehingga membentuk membran inti dan retikulum endoplasma.
Proses lain
yang disebut endosimbiosis menjelaskan pembentukan mitokondria, kloroplas, dan
beberapa organel eukariotik lain. Teori ini di-kemukakan oleh
LynnMargulis . Endo berarti di dalam dan simbiosis berarti
hidup bersama. Endosimbiosis terjadi ketika sel simbion hidup secara permanen
di dalam sel lain (sel inang) dan interaksi ini menguntungkan keduanya .
Berdasarkan
teori ini, eukariotik berkembang setelah sel fotosintesis muncul dan oksigen
melimpah di atmosfer. Kloroplas dan mitokondria tampaknya merupakan evolusi sel
prokariotik yang melakukan endosimbiosis dengan sel prokariotik besar. Nenek
moyang mitokondria kemungkinan besar adalah sel prokariotikheterotrof yang
mampu menggunakan oksigen dan menghasilkan energi. Adapun nenek moyang
kloroplas kemungkinan adalah Cyanobacteria.
Sel
eukariotik hasil endosimbiosis ini sekarang kita kenal dengan nama Protista.
Makhluk hidup eukariotik satu sel ini sangat beranekaragam. Beberapa Protista
dapat berfotosintesis, sebagian lagi bersifat heterotrof dan dapat aktif
bergerak. Sebagian mirip jamur dan mendapatkan makanan dengan menyerap secara
absorpsi.
Makhluk
hidup eukariotik banyak sel, seperti rumput laut, tumbuhan dan hewan
kemungkinan berasal dari Protista yang berkoloni. Koloni Protista tersebut
mengalami spesialisasi dan saling bergantung satu sama lain, namun semakin
efisien dalam melakukan aktivitasnya. Hal ini terus terjadi hingga kehidupan
memasuki daratan dan muncullah makhluk hidup banyak sel yang lebih kompleks.
Bukti-bukti
evolusi ini semakin diperkuat oleh sistematika molekuler berdasarkan
perbandingan DNA organisme. Perbandingan gen RNA mengidentifikasikan bahwa
alphaproteobacteria adalah kerabat dekat mitokondria dan Cyanobacteria adalah
kerabat dekat kloroplas. Sistematika molekuler memberikan cara baru mengungkap
evolusi dan kekerabatan makhluk hidup.
Teori
evolusi biologi ini banyak diterima oleh paar Ilmuwan. Namun, tidak sedikit
Ilmuwan yang membantah tentang interaksi molekul secara acak yang dapat menjadi
awal terbentuknya organisme hidup.
C. Teori
yang bertentangan dengan teori evolusi
Teori Evolusi Darwin yang dituangkan
dalam buku The Origin
Of Speciesadalah
contoh nyata terbesar bagaimana sebuah ilmu pengetahuan dianggap melawan firman
Tuhan dan mengancam agama.
Teori Ciptaan
Teori ini
mengemukakan bahwa kehidupan yang ada di planet diciptakan oleh Tuhan. Bumi
yang dicipta Tuhan pada masa lalu sampai sekarang mempunyai ciri yang tidak
berubah. Mereka mengungkapkan teori ini berdasarkan atas kejadian-kejadian gaib
yang pernah dilihatnya. Kejadian gaib tersebut dianggap sebagai ciptaan Tuhan ,
seperti halnya bumi dan kehidupan yang ada di didalamnya juga diciptakan
oleh-Nya.
Teori Kedaan bumi yang Selalu Tetap
Menurut
teori ini bumi tidak mempunyai asal mula. Begitu pula spesies yang mendiami
bumi juga tidak mempunyai asal mulanya.
Teori mantap
Menyatakan bahwa kehidupan tidak
berasal usul (keadaan mantap)
Teori generatiospontanea
Menyatakan
bahwa makhluk hidup tercipta secara mendadak (spontan)
TEORI
PENCIPTAAN (Kreasionisme) vs TEORI EVOLUSI DARWIN. Kreasionis yang selalu menganggap teori evolusi Darwin
sebagai teori yang tidak ilmiah rasanya harus kembali melihat dirinya sendiri
karena kritik yang ditujukan telah meluas hingga penyerangan terhadap pribadi
seorang Charles Darwin dan pemikir evolusi yang lain. Pernyataan dari pemahaman
kitab suci yang diajukan kreasionis untuk memperkuat kreasionisme itu sendiri
juga belum sepenuhnya dapat dijelaskan secara benderang. Di sisi lain pengikut
teori evolusi Darwin juga harus mengakui bahwa beberapa argumen dan bukti yang
diajukan oleh Darwin pada kenyataannya juga tak seperti Darwin bayangkan
sebelumnya.
Salah satu
kelemahan teori evolusi adalah ketidaklengkapan bukti fosil yang
memberikan petunjuk mengenai adanya transformasi antar kelompok makhluk
hidup. Hal ini berdampak besar dalam beberapa cabang ilmu pengetahuan. Dalam
Biologi misalnya, ketiadaan fosil mempersulit penyusunan filogeni Mamalia dan
Tumbuhan berbiji. Padahal selama ini evolusi sering digunakan untuk menjelaskan
perkembangan Mamalia dan Tumbuhan.
Di sisi lain
kreasionis dengan pemahaman harafiah bahwa Tuhan menciptakan kehidupan
selama “6 hari” mendapatkan argumen yang mereka anggap kuat untuk mengatakan
bahwa ketiadaan fosil yang lengkap merupakan bukti bahwa evolusi seperti
disampaikan Darwin tidak pernah terjadi. Evolusi hanya sebuah teori bukan
sebuah fakta yang pasti kebenarannya. Dalam konteks terakhir ini saya
sependapat dengan kreasionis karena pada hakikatnya evolusi tidak akan pernah
dapat sepenuhnya dibuktikan. Evolusi adalah proses yang bagian terbesarnya
“tertinggal” di masa lampau, kompleks dan sulit untuk dianalisis apalagi di
dalam laboratorium.
Pemahaman
harafiah tentang penciptaan selama 6 hari mungkin terlalu kaku. Saya teringat
seorang Profesor di kampus saya yang pernah pada satu kesempatan berkata bahwa
“6 hari” yang dimaksud bisa saja hari dalam kisaran lain dalam rentang waktu
sejarah. Hari pertama mungkin rentang waktu jutaan tahun, sedangkan hari kedua
mungkin berjalan lebih lama atau lebih singkat. Demikian seterusnya hingga hari
ke enam penciptaan makhluk hidup. Setiap hari dalam 6 hari adalah rentang waktu
yang lama dan belum tentu sama. Enam hari sebaiknya tidak diartikan harafiah
6×24 jam. Andai ini diterima maka 6 hari tersebut menjadi waktu yang lama dan
cukup bagi terjadinya evolusi.
Tentang
asal-usul manusia, para kreasionis mengecam teori evolusi sebagai ancaman
terhadap agama karena dianggap mengingkari keyakinan bahwa manusia pertama
adalah Adam, seorang manusia dengan wujud yang sempurna. Adam bukanlah kera dan
dalam hal ini kita sama-sama sepakat dan meyakini bahwa Adam adalah nenek
moyang kita. Namun, kritik juga harus disampaikan kepada mereka yang
menyebutkan bahwa Darwin berteori tentang kera sebagai muasal manusia. Bisa jadi
apriori berlebihan terhadap teori evolusi Darwin salah satunya disebabkan
karena sebagian pengkritik sebenarnya tidak atau belum membaca teorinya. Teori
evolusi Darwin tidak membahas bahwa manusia berevolusi dari kera, gorila atau
simpanse. Jika membaca teliti buku The Origin of Species,
tak akan ditemukan Darwin berkata asal-usul dirinya dan manusia lainnya adalah
kera. Teori evolusi Darwin memang mencoba memikirkan bahwa manusia
mungkin berasal dari nenek moyang yang mirip dengan kera.
Kemudian
beberapa ciri pada manusia ternyata juga dimiliki oleh kera dan kerabatnya.
Apakah “mirip” dengan kera harus berarti kera?. Entah siapa yang pertama kali
mengeluarkan pendapat ekstrim kalau Teori Evolusi Darwin menyebutkan manusia
berasal dari kera. Buku lain mungkin demikian, tapi The Origin of
Species milik Darwin tidak bercerita tentang itu. Karena sebaliknya
teori evolusi justru “mengakui” masih kebingungan mencari hubungan antara
manusia purba nenek moyang kita dengan kera, gorila atau monyet. Meski
kita tidak dapat mengingkari kenyataan bahwa ada sebagian ciri pada tubuh kita
yang juga dimiliki oleh kera atau gorila.
Dalam
bukunya, Darwin juga secara tersirat mengakui kekurangan-kekurangan teori
evolusinya. Jadi jelaslah sudah bahwa mereka yang menyebutkan Darwin dan teori
evolusinya menyimpang karena mendefinisikan manusia berasal dari kera adalah
sebuah “persepsi” yang terlalu dini atau bahkan cenderung emosional. Persepsi
dan emosi yang awalnya wajar namun sering digiring kepada masalah keyakinan
seseorang. Sayangnya, mereka yang memiliki kecerdasan tinggi tentang agama dan
ilmu pengetahuan justru terlanjur terjebak pada kubu “pro” dan “kontra” dan
melupakan tugas sesungguhnya yaitu “menarik kesimpulan”.
Serangan
terhadap teori evolusi Darwin tak jua berhenti hingga kini, bahkan berkembang
pada bagian yang lain.
Jika seleksi
alam yang dimaksud dalam teori evolusi Darwin bekerja sebagai kemauan alam
tanpa campur tangan Tuhan, berarti ada mekanisme yang perlu dijelaskan. Inilah
“hutang” Darwin yang tak sempat dijelaskannya atau memang Darwin tidak mampu
merangkai jawabannya. Teori evolusi Darwin yang awalnya dianggap bisa
menjelaskan mekanisme tersebut ternyata gagal. Darwin memang berhasil
menunjukkan bukti-bukti “produk” evolusi, namun dia luput menjelaskan secara
“elegan” apa yang terjadi dan bagaimana bukti-bukti itu berevolusi. Sebagian
kalangan mungkin maklum karena Darwin sebenarnya tak pernah mengeyam pendidikan
formal Biologi, dia hanyalah seorang biasa yang tertarik kepada alam dan
makhluk hidup pengisinya. Tapi teorinya terlanjur mengguncang zaman.
Perkembangan
ilmu Genetika dengan Hukum Mendel tentang pewarisan sifat awalnya menggugurkan
klaim mekanisme evolusi Darwin. Tapi pada akhirnya Hukum Mendel justru
menjadi pijakan untuk mengaktualisasi teori evolusi hingga dihasilkan teori
Sintesis, sebuah teori evolusi kontemporer. Penemuan dan perkembangan mikroskop
juga membuktikan bahwa organisme adalah bentuk yang sangat rumit hingga pada
tingkatan selnya. Terbentuknya struktur yang rumit tersebut tidak bisa
dijelaskan dengan teori evolusi Darwin. Namun sekali lagi fakta tersebut tidak
sepenuhnya menjadi bukti bahwa teori evolusi bertentangan dengan ajaran agama.
Kepercayaan
tentang penciptaan oleh Tuhan mungkin sebaiknya disertai pemahaman bahwa selama
penciptaan tersebut Tuhan juga berkuasa untuk memberikan dinamika dan
memunculkan proses perkembangan menuju bentuk yang lebih rumit hingga
menghasilkan jenis yang beragam seperti saat ini. Tak perlu juga menyalahkan
waktu kalau seandainya Darwin diberi kesempatan menjelaskan maksud tulisannya
mungkin semuanya akan lebih jelas, belum tentu juga. Bisa jadi evolusi adalah
bahasa yang digunakan oleh Darwin untuk menjelaskan sebuah fenomena. Sementara
agama memiliki bahasa lain untuk menjelaskan yang sama.
Tapi di luar
itu semua harus diakui kalau teori evolusi Darwin membuka jalan bagi ilmu
pengetahuan modern untuk menjelaskan asul-usul kehidupan. Teori evolusi Darwin
memang gagal menjelaskan mekanisme tentang terbentuknya keanekaragaman makhluk.
Namun bukti bahwa evolusi pernah terjadi sukar untuk diingkati.
Sebuah fakta
yang menarik dalam sejarah perkembangan ilmu Biologi terutama sistematika
tumbuhan adalah terbitnya buku GeneraPlantarum yang ditulis
Bentham dan Hooker. TerbitnyaGeneraPlantarum dianggap sebagai masa
berakhirnya periode klasifikasi sistem alam. TernyataGeneraPlantarum diterbitkan
hampir bersamaan dengan lahirnya teori evolusi Darwin. Periode inilah yang
dalam sejarah sistematika tumbuhan (Biologi) dianggap sebagai awal perkembangan
sistem filogenetik yang sedang banyak dikembangkan akhir-akhir ini.
Fakta bahwa
evolusi benar-benar terjadi akhirnya sukar untuk ditolak. Beberapa bukti
dan argumen dalam teori evolusi Darwin yang tidak dapat menjelaskan dengan
tepat dan tuntas asal-usul kehidupan bukanlah sebuah tanda bahwa evolusi tidak
pernah terjadi. Bukti fosil meskipun belum lengkap tetap diterima sebagai
kenyataan bahwa pernah ada kehidupan masa lampau sebelum kehidupan modern saat
ini. Di sisi lain pemegang teguh Darwinisme juga tak bisa mengingkari kenyataan
bahwa teori evolusi Darwin mempunyai banyak kekurangan. Namun hal itu justru
membuka lahan pemikiran baru untuk terus menganalisis perspektif dan
mengaktualisasi teori evolusi karena diakui hingga saat ini teori evolusi masih
menjadi satu-satunya teori yang dapat menjelaskan perkembangan “sebagian”
kehidupan masa lampau yang mengantarkan pada “dunia masa kini”.
Andaikan
tidak selalu diterima dan diartikan secara harafiah, keyakinan agama tentang
penciptaan seharusnya tidak akan menimbulkan pertentangan tajam mengenai teori
evolusi. Teori evolusi adalah sebuah ilmu pengetahuan yang seharusnya tidak
dianggap sebagai simbol penentangan terhadap agama atau sumber bencana.
Mahasiswa Kedokteran di Inggris
Boikot Kuliah tentang Teori Darwin Karena Bertentangan dengan Al-Qur’an
Charles Darwin (RoL)
dakwatuna.com –
London. Mahasiswa Muslim, termasuk calon dokter di salah satu program
medis terkemuka di Inggris, memilih keluar dari ruang kuliah saat pembahasan
teori evolusi. Mereka mengklaim hal itu bertentangan dengan ide-ide kreasionis
yang disebutkan dalam Al-Qur’an.
Padahal di UniversityCollege London
tempat mereka belajar, teori Darwin merupakan bagian penting dari silabus.
Serupa dengan keyakinan yang
diungkapkan oleh orang-orang Kristen fundamentalis, mahasiswa Muslim di kampus
itu bersikeras mempertahankan pendapat bahwa Allah lah yang menciptakan dunia,
manusia, dan semua spesies dalam sebuah tindakan tunggal.
Steve Jones, profesor emeritus
genetika manusia di UniversityCollege London, telah mempertanyakan mengapa para
mahasiswa tersebut belajar biologi jika hal itu bertentangan dengan keyakinan
mereka.
“Mereka tidak datang [kuliah] atau
mereka mengeluh tentang hal itu atau mereka mengirim catatan atau email
mengatakan bahwa mereka tidak harus mempelajari hal ini. Saya tidak benar-benar
memahaminya, saya tidak religius, mereka menolak gagasan bahwa ada suatu proses
acak di luar sana di luar kehendak Tuhan,” kata Jones.
Awal tahun ini Usama Hasan, iman
dari masjid al-Tauhid di Leyton, menerima ancaman hukuman mati setelah
berpendapat bahwa Darwinisme dan Islam mungkin kompatibel.
Sumber dalam kelompok Muslims4UK
sebagian menyalahkan semakin populernya keyakinan penciptaan dalam Islam yang
digagas penulis Turki, Harun Yahya. Ia menulis beberapa buku yang mencela
Darwinisme.
Ahli biologi evolusioner dan
profesor dari Oxford, Richard Dawkins, menyatakan keprihatinannya pada makin
bertambahnya jumlah mahasiswa yang menolak teori darwin dan memilih tak
mengikuti kuliah tentang teori evolusi.
BAB III
PEMBUKTIAN
Asal usul kehidupan memang tidak mudah diungkapkan ataupun dibuktikan,
banyak teori yang telah ada dengan alasan yang berbeda namun belum dapat
dinyatakan benar tetapi sudah saling mendukung teori tersebut sehingga menganut
kepercayaan terhadap suatu teori yang dianggap benar.
Atas dasar itulah penyusun melakukan percobaan sederhana untuk menyakinkan
atas beberapa teori yang telah dikemukakan di atas. Pembuktian sederhana ini
penyusun lakukan atas petunjuk dan arahan Bapak Dosen yang mulia Tuan Mahmud
Maratua Siregar, Ir. M.Si. Pembuktian sederhana ini dilakukan dengan melakukan
percobaan dengan menyediakan perlengkapan sebagai berikut:
No
|
Nama bahan
|
Gambar
bahan
|
1
|
Dua buah
botol gelas bekas selai
|
![]() ![]() |
2
|
Dua lembar
kain kasa
|
![]() |
3
|
Dua buah
karet gelang
|
![]() |
4
|
Daging
Sapi
|
![]() |
Cara melakukan
percobaan:
1. Bersihkan kedua buah botol tersebut dari kotoran
2. Potong daging sapi menjadi potonganm kecil
3. Masukan potongan daging sapi ke botol selai lalu di
tutup menggunakan kain kasa, dan ikat menggunakan karet gelang
4. Botol selai yang satu lagi jangan di isi daging namun
di bungkus dengan kain kasa dan ikat dengan karet
5. Biarkan beberapa hari dan lihat hasilnya.
Perhatikan gambar di bawah ini!

Setelah 4 hari percobaab di atas dilakukan terbukti, bahwa di dalam botol
selai yang di beri daging di tumbuhi kehidupan berupa belatung, sedangkan botol
yang tak di beri daging tak ada kehidupan.



![]() |


Boto berisi daging Botol
kosong
Tabel Pengamatan
Hari Ke-
|
Botol
selai berisi daging
|
Botol
Selai Kosong
|
1
|
Daging
masih berwarna merah dan sangat menarik
|
Botol
Kosong tanpa isi, terlihat mengkilap dan bersih
|
2
|
Daging
sudah mulai layu
|
Botol
masih terlihat mengkilap dan bersih
|
3
|
Daging
sudah kelihatan agak putih kehitaman, tercium aroma kurang sedap
|
Botol
masih terlihat mengkilap bersih, namun penutup kasa agak berdebu
|
4
|
Aroma
daging sudah bau menyengat
|
Kain
penutup kasa terlihat berdebu
|
5
|
Terlihat
ada tanda-tanda kehidupan seperti belatung
|
Kain kasa
Tampak kotor, namun dalam botol masih mengkilap
|
6
|
Tumbuh
belatung yang cukup banyak dan aroma daging cukup menyengat bau
|
Sama
seperti hari ke lima, tak ada perubahan
|
Kesimpuilan hasil pengamatan;
Berdasarkan percobaan di atas dapatlah disimpulkan bahwa daging yang
dibiarkan lama-kelamaan akan membusuk, hal ini disebabkan oleh bakteri
pengurai. Akibat adanya bakteri pengurai maka tumbuhkan kehidupan lain yang
dinamanakan belatung. Atau dengan kata lain belatung di hasilkan dari belatung
yang membusuk.
BAB IV
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Asal usul kehidupan memang tidak mudah diungkapkan ataupun dibuktikan,
banyak teori yang telah ada dengan alasan yang berbeda namun belum dapat
dinyatakan benar tetapi sudah saling mendukung teori tersebut sehingga menganut
kepercayaan terhadap suatu teori yang dianggap benar. Dengan adanya teori
evolusi, asal usul kehidupan dapat diperhitungkan denga teori evolusi biologi
dan teori evolusi kimia sehingga dapat menjelaskan kepada kita tentang asal
usul kehidupan.
Percobaan botol selai dengan sekarat daging telah menumbuhkan rasa keimanan
yang mendalam bahwa betapa Maha Besarnya Allah SWT, yang telah menghidupkan
sejenis makhluk berasal dari sekarat daging yang tak bernyawa.
B. SARAN
Sudah selayaknya manakala
seorang guru dalam melakukan pembelajaran itu harus menggunakan metode
percobaan, karena dengan melakukan percobaan kita akan mencoba untuk meneliti,
mengetahui yang belum tahu, dan membuktikan sesuatu yang dirasa mustahil.
Dengan adanya percobaan anak didik kita akan tumbuh menjadi pribadi yang kritis
dan selalu ingin menambah pengetahuannya dengan mempraktekkan atau
membuktikannya melalui percobaan-percobaab. Ingatlah sebuah ilmu dihasilkan
dari sebuah percobaab. Pepatah mengatakan teori tanpa praktek adalah lumpuh dan
praktek tanpa teori adalah buta.
0 Response to "asal usul kehdupan_percobaan daging sapi"
Posting Komentar