PENDIDIKAN ANAK
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِىْ خَلَقَ الْاِ نْساَنَ.وَعَلَّمَهُ بِاْلقَلَمِ
مَالًمْ يَعْلَمْ
اَحْمَدُهُ
سُبْحَانَهُ وَ تَعَالٰى وَاَشْكُرُهُ عَلٰى جَمِيْعِ الِنّعَمِ.
وَاَشْهَدُ اَنْ
لاَاِلٰهَ اِلَّااللهِ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ.وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه
اَلّٰلهُمَّ صَلّ
ِوَسَلِمْ وَبَارِكْ عَلٰى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ سَيّدِنَا مُحَمَّدِ وَعَلٰى
اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ.
اَمَّا بَعْدُ: فَيَا
عِبَادَاللهِ ! اُوْصِيْكُمْ وَاِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ
فَازَالْمُتَّقُوْنَ.
|
Ma’syiral
Muslimin, Sidang Jum’ah rahimakumullah
Dalam kesempatan yang mulia ini, khatib mengingatkan khususnya kepada diri saya pribadi dan kepada para jema’ah pada umumnya,
Dalam kesempatan yang mulia ini, khatib mengingatkan khususnya kepada diri saya pribadi dan kepada para jema’ah pada umumnya,
marilah kita senantiasa meningkatkan taqwa kepada Alloh SWT.
Taqwa dalam artian ikhlas menjalankan
segala perintah-Nya dan menjauhi segala
larangan-Nya.
Marilah kita tinggalkan sejenak
tugas-tugas duniawiyah pekerjaan di rumah, pekerjaan dikantor, bisnis,
perdagangan dan pertanian untuk masuk
mesjid melaksanakan shalat jum’at, untuk dzikrullah, ingat kepada Allah SWT.
Semoga dengan demikian kita termasuk
golongan orang-orang yang tidak lalai ingat Allah, walaupun kita disibukkan
dengan aktivitas jual beli, perdagangan, pertanian dan pekerjaan lainnya.
Semoga kita semua dijadikan oleh Allah
SWT sebagai hamba yang Muttaqin dan khusnul Khotimah. Amin.
Shalawat serta salam sejahtera semoga
terlimpah curah kepada Pemimpin kita bersama, tauladan kita semua, imamul
muttaqin, qaa-iidil mujahidin Nabiyullah Muhammad SAW, beserta keluarganya,
para sahabatnya dan para pengikutnya
yang setia hingga akhir zaman.
Dan kita berdo’a kepada Allah SWT,
semoga kita yang hadir di tempat yang baik ini dipandang Allah layak dihimpun
bersama mereka dalam kafilah panjang yang penuh berkah.Amin, amin ya rabbal
‘alamin,
Hadirin Jama’ah Jum’ah yang dimuliakan
Allah.
Hari ini Jum’at tanggal 10 Juni 2011
bertepatan dengan tanggal 8 Rojab 1432 H
, kalau kita baca sejarah bahwa dibulan ini banyak kejadian-kejadian penting
yang diluar batas nalar kita sebagai manusia,
dan kita biasanya merayakan dengan peringatan isra mi’raj atau rajaban.
Namun dalam kesempatan yang baik ini
khotib tidak akan membahasnya , dan yang
akan kami sampaikan adalah tentang Tarbiyatul Aulad Fil Islam/Pendidikan
Anak Dalam Islam, sesuai dengan kafasitas khotib sebagai pendidik/guru.
Ma’asyiral Muslimin Rohimakumullah.
Anak adalah karunia Allah yang tak
ternilai harganya, anak bagaikan batu permata yang tak akan tertukarkan oleh
apapun jua,
oleh sebab itu alangkah bahagianya para
orang tua, para guru dan pendidik yang telah diberi kepercayaan untuk untuk
mengarahkan, membimbing, mendidik, batu permata tersebut sehingga menjadi
pribadi-pribadi mulia sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Baginda Besar
Nabi Muhammad SAW.
Para Orang tua, Para Guru, para pendidik
dan calon orang tua
Bahwa setiap anak yang terlahir kedunia
ini dalam keadaan fitrah, sebagaimana tersirat di dalam Sabda Rasulullah SAW
yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori:
كُلُّ
مَوْلُوْدٌيُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِفأَبَوَاهُ
يُهَوِّدَانِهِِاَوْيُنَصِّرَانِهِِاَوْيُمَجِّسَانِهِِ
Artinya :”Setiap anak dilahirkan diatas
fitrahnya, maka orang tua keduanya yang menjadikan dirinya beragama yahudi,
atau nasrani atau majusi (penyembah berhala)”.
Senada
dengan Sabda Rasulullah tersebut, seorang ulama besar islam Syaikh Abu Hamid Al
Ghazali mengatakan:
"Ketahuilah,
bahwa anak kecil merupakan amanat bagi kedua orangtuanya.
Hatinya
yang masih suci, merupakan permata alami yang bersih dari pahatan dan bentukan,
dia siap diberi pahatan apapun dan condong kepada apa saja yang disodorkan
kepadanya
Jika
dibiasakan dan diajarkan kebaikan dia
akan tumbuh dalam kebaikan dan berbahagialah
kedua orang tuanya, pendidik dan gurunya di dunia dari akherat,
Tapi
jika dibiasakan kejelekan dan dibiarkan sebagai mana binatang ternak, niscaya
akan menjadi jahat dan binasa.
Dosanya
pun ditanggung oleh para orang tua, guru dan pendidiknya . Maka hendaklah ia
memelihara mendidik dan membina serta mengajarinya akhlak yang baik, menjaganya
dari teman-teman jahat, tidak membiasakannya bersenang-senang dan tidak pula
menjadikannya suka kemewahan, sehingga
akan menghabiskan umurnya untuk mencari hal tersebut bila dewasa."
Hadirin Jama’ah Jum’ah yang dimuliakan
Allah
Karena anak terlahir dengan fitrah.....,
bukankah berarti tak satupun anak ketika
lahir berniat menghancurkan masa
depannya.
Tak ada satupun bayi ketika lahir
berniat dikepalanya :
”Ah jika besar nanti aku akan hobi
tawuran,
Ah jika besar nanti aku akan membangkang
kepada ayah dan ibu,
Ah jika besar nanti aku akan jadi
pemabuk, akan menjadi penjudi .
Tapi mengapa sebagian anak-anak yang
lahir cantik rupawan, lucu dan menggemaskan, setelah beranjak remaja dan dewasa
justru menjadi beban keluarga, menjadi masalah untuk lingkunganya.
Ma’asyirol muslimin rohimakumullah
Karena anak lahir dengan fitrah, bisa
jadi sebagian perilaku negatif anak, justru orang tualah penyebabnya ,
sebagian perilaku buruk anak, bisa jadi
disebabkan oleh para guru dan pendidik yang salah dalam mengarahkan dan
mendidiknya.
Periksalah....., ternyata sebagian anak sering dijatuhkan harga
dirinya dirumah.
Karena
anak jatuh harga dirinya dirumah , tanpa kita sadari anak tak betah
berada disamping kedua orang tuanya.
Lalu rumah baginya hanyalah tempat tidur
sementara.
Ia lalu mencari harga diri, berkelana
mencari surga, mencari orang-orang yang akan menghargai dirinya.
Wah.... ternyata teman-teman ganknya
bisa menghargainya.
Anak itu pun berprasangka bahwa dia akan
dihargai bila, bila pamer keperkasaan,
ia akan dihargai jika berani
kebut-kebutan, ia akan dihargai jika mabuk-mabukan,
akhirnya ia pun pamer keperkasaan, ia
pamer kebut-kebutan,
ia akan merasa bangga bila bisa
menyusahkan banyak orang.
Lalu setelah hal ini terjadi, kita pun para orang tua bersumpah serapah :
” LINGKUNGAN RUSAK, MEREKA TELAH MERENGGUT ANAK-ANAK KITA.
Padahal bisa jadi kedaan anak seperti
itu disebabkan oleh kelalaian kita sebagai orang tua, guru dan pendidiknya,
yang kurang memahami anak-anak kita.
Kita lebih mudah men-jas anak, memberi
hukuman atau punishment terhadap anak, dari pada memberikan
dorongan,bimbingan dan reeword/penghargaan terhadap anak-anak kita.
Oleh karena itu marilah kita terus
belajar memahami anak-anak kita, marilah kita terus belajar menjadi orang tua
yang shalih, menjadi guru dan pendidik yang shalih,
bukankah anak yang shalih dimulai dari
orang tua yang shalih.
Seorang
ahli pendidik berkata:”
Jika
anak di besarkan dengan celaan, ia belajar memaki
Jika
anak di besarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi
Jika
anak di besarkan dengan ketakutan, ia belajar gelisah
Jika
anak di besarkan dengan rasa iba, ia belajar menyesali diri
Jika
anak di besarkan dengan olok-olok, ia belajar rendah diri
Jika
anak di besarkan dengan dipermalukan, ia belajar merasa bersalah
Jika
anak di besarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri
Jika
anak di besarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri
Jika
anak di besarkan dengan pujian, ia belajar menghargai
Jika
anak di besarkan dengan penerimaan, ia belajar mencinta
Jika
anak di besarkan dengan dukungan, ia belajar menenangi diri
Jika
anak di besarkan dengan pengakuan, ia belajar mengenali tujuan
Jika
anak di besarkan dengan rasa berbagi, ia belajar kedermawaan
Jika
anak di besarkan dengan kejujuran dan keterbukaan, ia belajar kebenaran dan
keadilan
Jika
anak di besarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan
Jika
anak di besarkan dengan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam
kehidupan
Jika anak di besarkan dengan ketentraman,
ia belajar berdamai dengan pikiran
Ma’asyirol muslimin rohimakumullah
Pendidikan anak dalam islam, menurut
Sahabat Ali bin Abi Thalib ra. Dapat dibagi menjadi 3 golongan/tahapan usia:
1. La-ibuhum
(Tahap bermain) yakni usia dari lahir hingga kira-kira 7 tahun.
Pada
tahapan ini ajaklah anak-anak kita bermain,
Perlakukan
mereka bagaikan raja dan kita jadi pelayan dan teladan.
Biarkan
mereka berekpresi dan bermimpi, biar masa anak-anak dia nikmati sebagai anak
yang penuh riang gembira,
Sebagai
orang tua dan guru/pendidik kita
harus extra sabar, harus banyak beristighfar dalam melayani
permata-permata hati kita.
Ingat
apapun kesalahan yang dia perbuat, kita
harus mebuka lebar-lebar pintu maaf, MEREKA ADALAH ANAK-ANAK TITIPAN ILLAHI KEPADA
KITA, yang harus kita jaga dan rawat dengan sebaik-baiknya.
Pepatah
sunda bilang mendidik anak pada periode ini LIR IBARAT NANGGEUY ENDOG
BEUBEUREUMNA.
2. Addibuhum
(Tahap Penanaman adab/disiplin) yakni usia kira-kira antara 7 sampai 14 tahun
Pada
tahapan ini ajarilah anak-anak kita beradab dan berdisiplin,
Kalau
pada tahap la-ibuhum tahap bermain, kita orang tua dan guru sebagai pelayan,
maka pada tahap ini kita para orang tua dan guru jadi pelatih,
Dididklah anak-anak kita sebagaimana komandan/jendral
sedang melatih prajuritnya
Penanaman
adab diantaranya:
a.
Dibiasakan
untuk memakan makanan yang ada dan tidak menginginkan yang tidak ada
b.
Diajarkan
kepada anak untuk bersikap hormat, taat dan patuh kepada orang tua,Ketika
berjalan jangan mendahului orang tua atau yang lebih tua,tidak berkata ah dan
sebagainya.
c.
Dibiasakan
mengucapkan salam dengan sopan kepada orang yang dijumpainya
d.
Dibiasakan
anak membaca al-qur’an dengan benar dan menghafalnya.
Dalam
hal ini orang tua hendaknya berusaha, agar putra-putrinya masuk salah satu sekolah
tahfidz,
Kalau
tidak bisa, masukkan anak-anak kita pada
madrasah/sekolah yang ada pembelajaran tahfidznya.
Diriwayatkan
Abu Daud dari Mu’ad bin Anas bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barang siapa
membaca al-quran dan mengamalkan kandungan isinya, niscaya Allah pada hari
kiamat mengenakan kepada kedua orang tuanya sebuah mahkota yang cahayanya lebih
indah daripada cahaya matahari dirumah-rumah dunia”.
Pada tahapan Addibuhum ini pula ajari anak-anak kita
kedisiplinan, ajari anak-anak kita keprajuritan, ketangkasan. Apalagi kalau
anak-anak kita laki-laki kita harus banyak lagi melatihnya karena mereka itu
adalah calon pemimpin/calon generasi penerus bangsa. Suruh/ ajak anak-anak kita
dalam kegiatan kepemimpinan/keperwiraan seperti
Outbond atau pramuka, paskibra kalau di madrasah/sekolah.
Jangan sampai pada usia ini mereka masih senang dengan
bermain.ingatlah SYUBBANUL YAOUM RIZALUL GHOADZ” =Pemuda sekarang, anak
sekarang adalah pemimpin dimasa mendatang.
3. Roopikuhum
(tahap kemitraan) yakni usia kira-kira 14 tahun keatas.
Pada
masa ini jadikanlah mereka/anak-anak kita sebagai sahabat kita/mitra kita,
Pada
masa ini pertumbuhan jasmani anak menjadi cepat, wawasan akalnya bertambah
luas, emosinya semakin kuat dan keras,
untuk
itu kita sebagai orang tua dan para pendidik perlu memberikan perhatian khusus.
Perlakukan mereka sebagai orang dewasa bukan sebagai anak kecil lagi,
Ceritakan kepada mereka kisah-kisah yang
dapat mengembangkan dirinya dan menjauhkan dari hal-hal haram, berikan dorongan
untuk melaksanakan tugas-tugas rumah tangga yang membuatnya merasa bahwa dia
sudah besar.
Hadirin ma’asyirol muslimin, sidangh
jum’ah rohima kumullah
Aspek terakhir dalam tarbiyatul aulad
fil islam/pendidikan anak dalam islam adalah berdoa: sebagaimana firman Allah
SWT:
60.
dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan
bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari
menyembah-Ku[1326] akan masuk neraka Jahannam dalam Keadaan hina dina".
[1326]
Yang dimaksud dengan menyembah-Ku di sini ialah berdoa kepada-Ku.
Kita
Sebagai orang tua, guru dan pendidik mungkin telah berusaha maksimal dalam
upaya mendidik anak agar menjadi orang shaleh
namun belum berhasil. Dan Sebaliknya, ada anak yang menjadi orang
shaleh sekalipun terdidik di tengah lingkungan yang menyimpang dan jelek;
bahkan mungkin dibesarkan tanpa mendapat perhatian pendidikan dari kedua
orangtua. Kita harus menyadari bahwa,
petunjuk itu semata-mata dari Allah. Sebagai manusia kita diharuskan berusaha,
namun Allah
56. Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang
yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang
dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima
petunjuk.
Hadirin
rohima kumullah
Maka kita dan wajib memohon dan berdo’a
kepada Allah, semoga berkenan menjadikan kita dan anak keturunan kita
orang-orang yang shaleh, hanya Dialah yang memberi petunjuk kepada jalan yang
lurus.Amin ya robbal alamin.
اعو ذبالله من الشيطان الرجيم. بسم
لله الرحمن الرحيم. .اَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَاسْتَغْفِرُوْا
للهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ
وَلِسَا ئِرِالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ. اِنَّهُ هُوَالْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
اَلْحَمْدُلِلَّهِ حَمْدًا
كَثِيْراً كَمَا اَمَرَ ٭ اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهِ وَحْدَهٌ
لاَشَرِيْكَ لَهٌ اِرْغاَمًا لِمَنْ جَحَدَ بِهٍ وَكَفَرْ وَ اَشْهَدُ اَنَّ
سَيِّدَناَمُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه سَيِّدُ الْخَلاَ ئِقٍ وَالْبَشَرِ
|
صَلَّى اللهُ عَلىٰ
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِهٍ وَصَحْبِهٍ اَجْمَعِيْنَ وَسَلَّمَ
تَسْلِماً كَثِيْرًا
|
اَمَّا بَعْدُ:
فَيَااَيُّهَاالنَاسُ اِتَّقُ االلهَ حَقَّ تُقَا تِه
وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ اَمَرَكمُ بِالصَّلاَةِ نَبِيِّكُمْ قَدِيْمًا قَالَ اللهُ تَعَلٰى :اِنَّ اللهَ
وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ ٍ عَلَى النَّبِى يَٓااَيُّهَاالَّذِيْنَ
اٰمَنُوْا صَلُّوْاعَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا ٭ َفاَجِيْبُوْا اللهَ اِلٰى
مَادَعَاكُمْ وَصَلُّوا وَسَلِّمُوْا عَلٰى مَنْ بِهِِ هَدٰكُمْ
|
٭ اَلّٰلهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلٰى آلِهِِ وَصَحْبِهِِ اَجْمَعِيْنَ وَعَلَى التَّا بِعِيْنَ وَتَا بِعِى التَّابِعِيْنَ
وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يًا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ ٭ اَلٰلّهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُؤْ مِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ
اَلْاَحْيَاءِمِنْهُمْ وَالْاَمْواَتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ،يَا
قَاضِيَ الْحَاجَاتِ. اَللّٰهُمَّ انْصُرْ مَنْ نَصَرَالدِّيْنِ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ
الْمُسْلِمِيْنَ، وَاَعْلِ كَلِمَتَكَ اِلٰى يَوْ مِ الدِّيْنِ، اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ
عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْفَخْشَٓاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالشَّدَائِدَ
وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالْمِحَنَ ماَظَهَرَمِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا
هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً اِنَّكَ عَلىٰ كَلِّ شَيْئٍ
قَدِيْرٌ، وَبِالْاِجاَبَةِ جَدِيْرٌ، رَبَّنَااغْفِرْلَنَاوَلِاِخْوَانِنَا اَلًّذِيْنَ
سَبَقُوْنَا بِالْاِمَانِ وَلاَتَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلَّا لِّلَذِيْنَ اٰمَنُوْا
رَبَّنَااِنَّكَ رَئُوْفٌ رَّحِيْمَ، رَبَّنَا اٰتِنَافىِ الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِى
الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ،
|
عِبَادَاللهِ، اِنَّ
اللهَ يَأْمُرُبِلْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ، وَاِتَآءِذِالْقُرْبٰى وَيَنْهٰى عَنِ
الْفَخْشَآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُم لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، فاَذْكُرُوْااللهَ
الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا عَلٰى نِعَمِهِِ يَزِدْكُمْ وَاسْئَلُوْا
مِنْ فَضْلِهِِيُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُاللهِ اَكْبَرُ
|
0 Response to "PENDIDIKAN ANAK"
Posting Komentar